Wednesday, September 22, 2010

Sementara Waktu Masih Ada....Ya Allah..sungguh tiada kekuatan...

Betapa sukarnya menyusun bicara
Meluahkan rasa menuturkan sayang
Kasih yang terlimpah hanya sekadar
tingkah
Cuma ungkapan kebisuan yang
melindungkan kalimah rahsia

Masih kubiarkan waktu
Melarikan lafaz kasihku padamu

Mengapakah sukar menyusun bicara
Meluahkan rasa menuturkan sayang
Kasih yang terlimpah hanyalah sekadar
tingkah
Cumalah ungkapan bisu kalimah rahsia

Apakah yang hilang andai dilisankan
Bait penghargaan penuh kejujuran
Tak mungkin terlihat cinta yang merona
Jika hanya renungan mata yang bersuara
Bukan tutur kata

Tiada lagi ertinya pengucapan
Andai akhir nafas di hujung helaan
Sebelum mata rapat terpejam
Usah biar kehilangan
Menggantikan lafaz yang tersimpan

Cuba Kita Renung....



Cuba kita renung..
Dalam hidup kita berapa lama kita nikmati nikmat Allah yang Allah kurniakan pada kita??
Dan juga berapa kerap Allah uji kita dengan musibah....
Pernahkah kita mengeluh dengan nikmat yang Allah bagi pada kita..pernahkah kita mensyukuri nikmatNya?? Pernah tak kita tanya pada diri kita semua tu??
Maka sama-samalah kita hitung nikmat Allah yang telah dikurniakan kepada kita..

sesungguhnya aku benar-benar berharap pada Allah
sehingga dengan kesabaran yang baik
seakan-akan aku dapat melihat apa sahaja
yang telah dilakukan oleh Allah kepadaku

Apabila kita bertemu pagi ingatlah bahawa adanya pagi itu ia telah menyapa beribu-ribu orang yang tidak beruntung manakala kita berada dalam kenikmatan yang Allah kurniakan kepada kita. Ia menyapa orang-orang yang di dalam kelaparan manakala kita pula dalam keadaan kekenyangan. Ia juga menyapa orang-orang yang tidak merdeka sementara kita di sini bebas dan merdeka. Suria pagi tersebut juga menyapa orang-orang yang ditimpa musibah dan bencana sedangkan kita di sini selamat dan hidup bahagia.

Cuba kita renung....
Berapa banyak airmata yang berlinang di pipi orang-orang yang disapa pagi dan dia di sana menderita di timpa musibah setiap hari sedangkan kita di sini bersenang lenang menggoyang kaki menikmati keindahan dunia yang penuh dengan tipu daya. Pernah kita terfikir betapa peritnya tekak si kecil menjerit-jerit dan meronta-ronta mengharapkan sedikit belas kasihan,setogok air,sesuap makanan sedangkan kita di sini enak mengenyangkan perut sehingga lupa ada yang berduka di sebalik kegembiraan kita.
Mari sama-sama kita duduk dengan tenang dan berterus-terang pada diri kita. Buka mesin kira,kalkulator atau apapun yang boleh dijadikan sebagai alat mengira dan hitunglah berapa banyak nikmat yang kita nikmati,kesenangan dan kesedapan yang telah kita perolehi tanpa kita bersyukur padaNya..Hitung juga berapa pula kecantikan yang Allah dah bagi pada kita,udara yang kita hirup,air,makanan,ubat dan sebagainya..Renungkanlah pula semua ini datangnya dari siapa....Jika kita dapat berapa bilangannya cuba kita renung pula pernah tak kita mengeluh dengan musibah yang Allah berikan pada kita sedangkan kita sendiri telah menikmati nikmatNya dalam jangka masa yang panjang.....

Firman Allah S.W.T yang bermaksud:
Mereka mengetahui nikmat Allah,kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang kafir.
(Suran An-Nahl: ayat 83)

Berhati-hatilah kita dari sifat yang tidak pernah berterima kasih. Sebelum kita melihat duri pada bunga mari kita terokai terlebih dahulu keindahannya. Sebelum kita mengeluh akan teriknya sinar matahari marilah kita nikmati cahayanya yang indah. Sebelum kita merengek dengan kegelapan malam ingatlah bahawa malam ada teduhnya dan tenangnya. Jadi cuba kita renung..wajarkah kita mengeluh pada musibah yang sekejap padahal nikmatNya terlalu panjang buat kita????

Oleh itu ambillah kenikmatan yang telah diberi dengan perasaan yang bersyukur dan terimalah ia dengan penerimaan yang baik...jangan jadikan musibah itu satu titik noktah dalam kehidupan sedangkan Allah telah mengaturkan yang terbaik untuk diri kita....wallahualam....(^__^)...



Amani(Untuk Wanita Solehah)

Tangisan sanubari telah terhenti
Kala suram suria memancar sinarnya
Pertemuan seindah bayangan firdausi
Menjadi zikir kasih yang suci
Lukisan dua jiwa menjadi satu
Terkenang detik bertemunya kau dan aku
Santun berhikmah mengingatkan diri
Hidup dan mati hanya untuk Ilahi
Menggenggam janji cinta ini
Bertemu kasih tanpa jasad
Bicara tanpa suara
Hanya tulisan bahasa indah
Mengeratkan antara kita
Hinggalah ke akhirnya
Kau ku sanjung kerana pengorbanan
Bagai puteri di kanyangan
Tika kulesu hadapi hidup kau hembuskan nafas semangat
Penawar hati........